Benteng Victoria
Benteng Nieuw Victoria | |
---|---|
Nama sebagaimana tercantum dalam Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya | |
![]() Gerbang Benteng Victoria, Maluku. | |
![]() | |
Peringkat | Nasional |
Kategori | Situs |
No. Regnas | CB.362 |
Lokasi keberadaan | Sirimau, kota Ambon, Maluku |
No. SK |
|
Tanggal SK |
|
Pemilik | Pemerintah provinsi Maluku |
Pengelola | Komando Daerah Militer XVI/Pattimura |
Koordinat | ![]() ![]() Lokasi Benteng Victoria di Uritetu, Sirimau, Ambon |
Benteng Victoria adalah salah satu benteng peninggalan Portugis terletak di Kecamatan Sirimau, pusat Kota Ambon.[1] Benteng Victoria merupakan benteng tertua di Kota Ambon.[2] Benteng Victoria dibangun oleh Portugis pada tahun 1575, tetapi kemudian diambil alih oleh Belanda.[1] Benteng ini merupakan salah satu objek wisata yang ada di Pulau Ambon dan saat ini menjadi markas Kodam Pattimura.[3]
Sejarah
Pada masa pemerintahan kolonial, benteng Kota Laha diambil alih oleh Belanda dari Portugis dan mengubah namanya menjadi Benteng Victoria.[2] Benteng Victoria didirikan oleh Portugis, dan diambil alih oleh Belanda.[3] Sebelumnya, oleh Portugis benteng ini diberi nama Nossa Senhora Annucida, baru kemudian direbut oleh Belanda pada 1605 dan dinamai Victoria yang berarti kemenangan. Benteng ini mengalami kerusakan cukup parah akibat gempa besar yang mengguncang Ambon pada sekitar tahun 1754. Setelah direnovasi benteng itu berganti nama dengan Nieuw Victoria yang artinya kemenangan baru. Belanda menggunakan tempat tesebut sebagai pusat pemerintahan, pertahanan, dan pembentukan kekuatan barisan tentara.[4] Di benteng ini, pahlawan Pattimura digantung oleh Belanda pada 16 Desember 1817.[5]
Konstruksi dan arsitektur
Benteng Victoria memiliki kamar-kamar dengan fungsinya masing-masing.[4] Fungsinya sebagai tempat mengatur strategi dan tempat penyimpanan bahan makanan.[4] Di depan Benteng Victoria terdapat pelabuhan yang dahulu digunakan sebagai jalur penghubung kapal antar pulau.[5] Melalui pelabuhan tersebut, Belanda dapat mengangkut hasil rempah-rempah untuk didistribusikan ke benua Eropa.[5] Di sebelah Benteng terdapat pasar bagi orang-orang pribumi.[5] Jalan di depan benteng yang berhubungan langsung dengan bibir Pantai Honipopu bernama jalan Boulevard Victoria.[1] Di Benteng Victoria terdapat meriam yang berukuran raksasa.[1] Sekarang di beberapa kamar terdapat patung berukir yang terbuat dari kayu, dan peta perkembangan Kota Ambon dari abad 17 hingga 19, serta koleksi lukisan para Administrator Belanda di Maluku.[2]
Referensi
- ^ a b c d "Benteng Victoria". Pemerintah Kota Ambon. Diakses tanggal 12 Mei 2014.
- ^ a b c "Pesona Maluku". Raptim-Indonesia.co.id. Diakses tanggal 12 Mei 2014.
- ^ a b "Benteng Victoria Saksi Bisu Perjuangan Rakyat Ambon"". Actual.co. Diakses tanggal 12 Mei 2014.
- ^ a b c "Mengumpulkan Sejarah dengan Mengunjungi Benteng Victoria". Griyawisata.com. Diakses tanggal 12 Mei 2014. [pranala nonaktif permanen]
- ^ a b c d "Lihat Meriam Raksasa di Benteng Victoria". Arkeologi.web.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-12. Diakses tanggal 12 Mei 2014.
- l
- b
- s
![](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/44/Logo_Direktorat_Pelestarian_Cagar_Budaya_dan_Permuseuman.png/25px-Logo_Direktorat_Pelestarian_Cagar_Budaya_dan_Permuseuman.png)
- Arca Bhairawa
- Arca Buddha Dipangkara
- Arca Durga Mahisasuramardhini
- Arca Harihara
- Arca Prajnyaparamita
- Bendera Pusaka
- Biola WR Supratman
- Bokor emas cerita Ramayana
- Mahkota Sultan Siak
- Kakawin Nagarakretagama
- Lukisan Penangkapan Diponegoro
- Lukisan Pengantin Revolusi
- Lukisan Prambanan/Seko
- Naskah Proklamasi
- Prasasti Ciaruteun
- Prasasti Cidanghiang
- Prasasti Jambu
- Prasasti Kebonkopi I
- Prasasti Muara Cianten
- Prasasti Pasir Awi
- Prasasti Yupa
- Teks Proklamasi
- Tengkorak Manusia Fosil Ngawi I
- Benteng Belgica
- Benteng Duurstede
- Benteng Marlborough
- Benteng Van der Wijck
- Benteng Vastenburg
- Gedung Bank Indonesia
- Gedung Dwi Warna
- Gedung Merdeka
- Gedung NIAS
- Gedung Pancasila
- Gedung Perundingan Linggarjati
- Gedung Petronella
- Gedung PTPN XI Surabaya
- GPIB Immanuel Jakarta
- GPIB Sion Jakarta
- Hotel Majapahit
- Hotel Savoy Homann
- Candi Jabung
- Kantor Pos Besar Bandung
- Lawang Sewu
- Masjid Agung Surakarta
- Monumen Pers Nasional
- Museum Asi Mbojo
- Museum Geologi Bandung
- Gedung Kebangkitan Nasional
- Museum Nasional
- Museum Sumpah Pemuda
- Observatorium Bosscha
- Pesanggrahan Ngeksiganda
- Rumah Pengasingan Bung Hatta
- Rumah Pengasingan Bung Karno
- Rumah Rasuna Said
- Eks Rumah Raden Saleh
- RSUP dr. Kariadi
- Rumah Tjong A Fie
- Rumah W. R. Soepratman
- Stasiun Yogyakarta
- Benteng Oranje
- Benteng Victoria
- Candi Ceto
- Candi Jawi
- Candi Penataran
- Fort Rotterdam
- Gereja Katedral Jakarta
- Gua Braholo
- Gua Sunyaragi
- GPIB Immanuel Semarang
- Gunung Padang
- Istana Bung Hatta
- Kalimbuang Bori
- Kete Kesu
- Leang Timpuseng
- Liang Bua
- Makam Kyai Mojo
- Masjid Agung Demak
- Masjid Istiqlal
- Masjid Raya Al-Ma’shun
- Museum KA Ambarawa
- Museum Kirti Griya
- Perahu Kuno Rembang
- Pugung Raharjo
- Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. Soerojo
- Stasiun Radio AURI