Bahasa Musi
Bahasa Musi BPS: 0052 2 باهاسا موسي Basé Musi | |||||
---|---|---|---|---|---|
Dituturkan di | Indonesia | ||||
Wilayah | Sumatera Selatan | ||||
Etnis | Musi | ||||
Penutur | 600.000 (2020)[1] | ||||
| |||||
Dialek |
| ||||
Sistem penulisan |
| ||||
Status resmi | |||||
Diatur oleh | Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa | ||||
Kode bahasa | |||||
ISO 639-3 | mui (hanya sebagian) | ||||
LINGUIST List | mui | ||||
Glottolog | nucl1812 (Nuclear Musi)[2] | ||||
IETF | mui | ||||
BPS (2010) | 0052 2 | ||||
| |||||
Lokasi penuturan | |||||
Lokasi penuturan Bahasa Musi | |||||
Peta bahasa lain | |||||
Portal Bahasa | |||||
L • B • PW | |||||
(Selengkapnya)
Terlepas isinya sebelum dialihkan, halaman bahasa Musi dan rumpun bahasa Musi merupakan topik yang valid dan dapat dibedakan dari bahasa Palembang. Berdasarkan survei komprehensif ragam-ragam Melayik Sumbagsel oleh McDowell & Anderbeck (2020), penggolongannya kurang lebih seperti ini:
- Melayik
- Musi (= "rumpun bahasa Musi" = [mui] + [liw] = musi1243)
- Musi Hulu
- Musi (= "bahasa Musi" = [mui] sebelum merger dg kode lain = nucl1812)
- Sekayu
- Kelingi
- Penukal
- Musi (= "bahasa Musi" = [mui] sebelum merger dg kode lain = nucl1812)
- Palembang-Dataran Rendah
- Palembang (= "bahasa Palembang" = [plm] sebelum merger dengan [mui] = pale1264)
- Palembang Lama
- Palembang Pasar
- Pesisir
- Palembang (= "bahasa Palembang" = [plm] sebelum merger dengan [mui] = pale1264)
- Musi Hulu
- Musi (= "rumpun bahasa Musi" = [mui] + [liw] = musi1243)
Bahasa Musi (Basé Musi) adalah ragam bahasa Austronesia dari cabang Melayik yang dituturkan oleh orang suku Musi yang mayoritas mendiami daerah sekitar aliran Sungai Musi, utamanya di Kabupaten Musi Banyuasin dan Kabupaten Musi Rawas dengan penutur asli berjumlah sekitar 600.000 orang.[1]
Sejarah
Secara historis, bahasa Melayu Musi memiliki asal-usul yang berasal dari daerah dekat Sungai Musi (utamanya Kabupaten Musi Banyuasin dan Kabupaten Musi Rawas) yang pada zaman modern merupakan bagian dari wilayah provinsi Sumatera Selatan, Indonesia.
Fonologi
Dunggio (1981) mendata 27 fonem dalam bahasa Melayu Musi, dengan rincian 21 bunyi konsonan dan 6 bunyi vokal. Namun studi lanjutan dari Aliana (1987) menyatakan bahwa hanya ada 21 fonem dalam bahasa Melayu Musi.[4][5]
Vokal
Depan | Madya | Belakang | |
---|---|---|---|
Tertutup | i | u | |
1/2 Tertutup | e | o | |
Tengah | ə | ||
Terbuka | a |
Konsonan
Dwi-bibir | Rongga-gigi | Pask.-ronggi. Langit-langit | langit-langit belakang | Celah-suara | ||
---|---|---|---|---|---|---|
Sengau | m | n | ɲ ⟨ny⟩ | ŋ ⟨ng⟩ | ||
Letup/Gesek | nirsuara | p | t | t͡ʃ ⟨c⟩ | k | ʔ ⟨q,'⟩ |
bersuara | b | d | d͡ʒ ⟨j⟩ | g | ||
Desis | nirsuara | f | s | ɣ ⟨gh⟩ | h | |
bersuara | z | r | ||||
Hampiran | semivokal | w | j ⟨y⟩ | |||
Sisian | l |
Dialek
Berdasarkan kajian dialektologis yang dilakukan oleh McDowell & Anderbeck (2020), bahasa Musi dalam pengertian sempit (tidak mencakup ragam lain dalam rumpun bahasa Musi) dapat dibagi menjadi tiga dialek utama berdasarkan kesamaan leksikal dan ciri fonologis. Dialek-dialek tersebut adalah 1) Kelingi, 2) Penukal, dan 3) Sekayu.[1]
Referensi
- ^ a b c McDowell, Jonathan; Anderbeck, Karl (2020). The Malay Lects of Southern Sumatra. JSEALS Special Publication. 7. University of Hawai'i Press. hdl:10524/52473.
- ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Nuclear Musi". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. Pemeliharaan CS1: Tampilkan editors (link)
- ^ "Bahasa Musi". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue.
- ^ Dunggio 1983, hlm. 7-10.
- ^ Aliana 1987, hlm. 14.
Daftar pustaka
- Gani, Zainal Abidin (1981). Struktur Bahasa Musi. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
- Arif, R.M.; Majid, Abdul; Mairu, Tarmizi; Sy., Sudirman (1985). Morfologi dan Sintaksis Bahasa Musi. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
- Aliana, Zainul Arifin (1987). Morfologi dan Sintaksis Bahasa Musi. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
- Adelaar, K. Alexander (1992). Proto-Malayic: The reconstruction of its phonology and parts of its lexicon and morphology. Dept. of Linguistics, Research School of Pacific Studies, the Australian National University. ISBN 9780858834088.
- Anderbeck, Karl; McDowell, Jonathan (2020). The Malay Lects of Southern Sumatra. JSEALS Special Publication. 7. University of Hawai'i Press. hdl:10524/52473.
- Hanifah, Abu (1999). Undang-Undang Simbur Cahaya. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. ISBN 9794593869.
- Marsden, William (1811). History of Sumatra, Containing an Account of the Government (etc.). London: Longman.
- Dunggio, P.D. (1983). Struktur bahasa Musi. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
- McDonnell, Bradley James (2016). Symmetrical Voice Constructions in Besemah: A Usage-based Approach. Santa Barbara: University of California Santa Barbara.
Pranala luar
Cari tahu mengenai Bahasa Musi pada proyek-proyek Wikimedia lainnya: | |
Definisi dan terjemahan dari Wiktionary | |
Gambar dan media dari Commons | |
Berita dari Wikinews | |
Kutipan dari Wikiquote | |
Teks sumber dari Wikisource | |
Buku dari Wikibuku |
- (Indonesia) Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra (Bahasa Musi)
- l
- b
- s
Bahasa-bahasa di Kalimantan * | |
---|---|
|
|
Bahasa-bahasa di Papua * | |
---|---|
|
1 Kreol • 2 Bahasa isyarat • 3 Bahasa isolat • 4 Bahasa Pidgin • 5 Tidak diklasifikasikan
a juga dituturkan di Malaysia dan/ Brunei Darussalam. • b juga dituturkan di Timor Leste, Papua Nugini dan/ negara-negara Oseania lainnya. Italik: Bahasa punah atau bahasa mati. *Catatan: Kalimantan dan Papua di sini hanya yang termasuk dalam teritori Indonesia.